(Foto Ilustrasi,TNI mengajar anak Sekolah) "Sumber: Antar News"
Oleh Stefan Ukago
Anak Papua adalah generasi penerus dan penentu perkembangan Tanah dan Rakyat Papua ke depan. Maka selain pintar, pembentukan karakter yang baik dari masa kecil itu sangat penting. Mengapa? Karena pintar saja tidak cukup tanpa pembentukan karakter yang baik, jika tidak membentuk karakter yang baik dari kecil, setelah dewasa sangat sulit untuk merubah karakter ke arah yang lebih baik.
Menurut saya, foto di atas ini adalah salah satu bentuk pembunuhan karakter. Mengapa? karena profesi seorang tentara sesuai dalam institusi kemiliter bukan untuk mengajar siswa/i, tetapi untuk menjaga keutuhan suatu Negara. Walau pun seorang tentara bisa mengajar, Ia tidak menguasai mata pelajaran yang di ajarkan kepada siswa/i. Suasana pun akan berbeda dari pada Guru yang sebenarnya, siswa akan merasa tidak nyaman untuk belajar, merasa tertekan, merasa takut DLL (walaupun tidak semua).
Memang, khusus di pedalaman Papua, Guru-guru sudah ditugaskan namun pada kenyataannya banyak Guru-guru yang tidak mau menetap dan tidak mau menjalankan tugas dan fungsi yang sudah di berikan oleh Pemerintah (tidak mau mengajar), sehingga tentara bisa mengisi waktu kosongnya untuk mengajar. Tetapi jangan sampai hal itu terjadi, karena tugas seorang tentara adalah menjaga keutuhan suatu negara.
Kita juga jangan menilai seorang Guru dari satu sisi saja, sebab apa yang kita lihat dan pikirkan itu belum tentu benar. Yang menjadi suatu pertanyaan sekaligus solusi adalah mengapa Guru-guru tidak betah di pedalaman Papua? menurut saya, itu adalah pertanyaan sekaligus solusi yang harus dicari sama-sama. kalau sudah dapat jawaban dan langsung bertindak, pasti Guru-guru betah di Pedalaman Papua.
Salah satu contoh di Kec. Jita Kab. Mimika Papua, dulu Tahun 2009/2010 saya sempat kesana (SD Inpres Jita), banyak Guru yang mendapatkan SK namun tidak banyak yang menetap dan mengajar disana. Hanya beberapa Guru yang mau menetap dan mengajar di sana, Guru-guru yang menetap kemudiann mengajar disana adalah Pak Natalius Welerubun (Almarhum) dan Martina Goo Istrinya (Almarhumah). Kalau yang saya lihat di Jita, Guru-guru tidak menetap karena jauh dari keramaian kota Timika, kebutuhan pokok yang bisa beli di kios kurang DLL.
Selain Guru, Sarana dan Prasarana juga penting. Karena guru pintar bagaimanapun yang ditugaskan, kadang dalam aktivitas belajar dan mengajar bisa terganggu. Kalau dilihat, sekolah-sekolah yang ada di pedalaman Papua, banyak sarana dan prasarana yang kurang. Maka, ini adalah tugas dari Dinas terkait dan Pemerintah daerah untuk melihat kemudian memperbaikinya.
Maju dan tidak suatu daerah kedepan, tetapi ditentukan oleh didikan kepada generasi yang sekarang. Maka, bentuklah generasi yang siap bangun Papua kedepan.
Penulis: Mahasiswa Papua yang sedang menempuh pendidikan di Kota Surabaya
0 comments:
Posting Komentar