(Foto pada saat HUT IPMANAPADODE Surabaya) |
Sejarah Singkat
Mahasiswa asal Papua sudah lama tersebar diberbagai penjuru Indonesia bahkan ke luar negeri. Mereka pergi tinggalkan pulau Papua, orang tua, sanak-saudara dan kampung halaman sejak puluhan tahun silam. Hanya karena bertekad untuk menuntut / mengenyam ilmu di tanah orang (tanah rantau). Baik di kota-kota besar di Pulau Jawa, Kalimantan, Sulawesi maupun di Pulau lain di seantero Indonesia bahkan di luar negeri. Mereka (red, mahasiswa-mahasiswi) itu adalah orang-orang yang punya semangat dan niat yang besar dan tinggi untuk mengejar impian / cita-cita mereka yang telah mereka damba dan tanamkan didalam lubuk hati mereka masing-masing walaupun mereka berasal dari keluarga yang keadaan ekonominya sangat lemah atau kecukupan. Begitupun juga di kota paling timur Pulau Jawa ini. Surabaya yang sering dikenal dengan Kota Pahlawan ini, mahasiswa Papua sudah ada sejak tahun 1980-90an yang bermarkas di sebuah gubuk kecil yang beralamat di Jln Kalasan No. 10 Surabaya (kini, Asrama Mahasiswa Papua, Kamasan III Surabaya) yang sudah menjadi milik Pemerintah Propinsi Papua sejak tahun 1990-an, yang Gedung asramanya telah dibangun oleh Pemerintah Propinsi Papua, sekitar tahun 2005-2006 lalu.
Mahasiswa Papua yang menuntut ilmu di Surabaya berasal dari latar belakang yang berbedah. Baik dari daerah pantai (Pesisir) maupun juga yang berasal dari daerah pegunungan Papua. Namun, di hati mereka adalah ‘kami SATU, Papua. Walaupun sebelumnya ada dua ikatan baik itu Papua Pesisir maupun Papua Gunung. Dengan kuata mahasiswa yang tidak lebih dari 20-an (tahun 1980-1990an). Kekompakan dan persatuan serta rasa persaudaraan mereka pun sangat terlihat “kental.” Kekompakkan tersebut berjalan mulus tanpa ada perbedaan antara Papua Pantai maupun Papua Gunung.
Seiring berjalannya sang waktu, jumlah mahasiswa Papua di Surabaya pun semakin banyak. Semoga harapan mahasiswa Papua dari Nabire, Paniai, Dogiyai dan Deiyai di Surabaya bertambah terus dari tahun ke tahun. Namun yang terpenting disini adalah tanamkan rasa persaudaraan, persatuan dan kesatuan diantara mahasiswa IPMANAPADODE Surabaya itu sendiri dan saudara-saudara kita dari Papua lain tanpa ada perbedaan dari gunung maupun pantai dimanapun kita berpijak.
Kembali ke senior-senior kita dahulu, mahasiswa Papua yang berasal dari Pegunungan Papua (Paniai dan Jayawijaya, saat itu) pada masa berikutnya (sekitar tahun 1997) membentuk sebuah Organisasi yang mengikat mereka dengan nama Ikatan Mahasiswa Pegunungan Papua (IMPP) Surabaya, yang struktur kepengurusan organisasinya tidak dipilih namun berjalan lancar karena RASA MEMILIKI akan ikatan itu sangat besar dan sudah tertanam dalam hati mereka. Rasa ke-Papua-an mereka tidak terlepas / pisah juga dari saudara-saudara Papua dari pesisir. Mereka selalu aktif dalam berbagai kegiatan, baik di kampus masing-masing, maupun didalam ikatan itu sendiri bahkan didalam kegiatan-kegiatan Papua umumnya bersama saudara-saudara dari Papua lainnya, yang adalah SATU, Papua itu sendiri.
Salah satu kebanggaan bagi kita dari senior-senior IMPP di masa lalu adalah dengan semangat, usaha, kerja keras dan motifasi yang tinggi, mereka telah sukses menyelenggarakan kegiatan Natal Seminar dan Tahun baru Keluarga Besar Mahasiswa Papua yang pertama kali di Surabaya yang pesertanya berasal dari Mahasiswa Papua yang ada di Se-Jawa dan Bali ini pada tahun 1997/1998. Kegiatan itu pun diselenggarakan atas inisiatif senior-senior IMPP dengan menghimpun mahasiswa Papua lain yang sedang study di Kota Pahlawan, Surabaya saat itu. Abang – abang senior kita saat itu diantaranya Frans Pigome [di PTFI Mc Moran Amerika], dr. Alloisius Giyai [Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua] dan beberapa senior Mee lain bersama rekan-rekan mereka dari Jayawijaya dan Papua lain. Selanjutnya, karena Pemekaran Kabupaten, IMPP itu sempat bubar dengan alasan pada strategi dan taktik dalam kemudahan pengurusan administrasi dan kebutuhan Ikatan ke pihak pemerintah daerah masing-masing dari kedua kabupaten, walaupun bantuan-bantuan dari Pemerintah Daerah [Pemda] tidak ada sama sekali saat itu. Dengan demikian, pada tahun 1998, mahasiswa asal suku Mee dan Wate kembali memberi nama baru ikatan dengan Nama “Ikatan Mahasiswa Paniai [IKMAPAN]” yang anggotanya terdiri dari mahasiswa asal Suku Mee, Wate yang berasal dari Nabire dan Suku lain yang orang tuanya berdomisili di Nabire karena Nabire saat itu masih termasuk dalam Kabupaten Paniai, cuma Ibukota Kabupaten Paniai yang di Nabire [Kabupaten DATI II Paniai, Ibukota Nabire]. Saat itu pun Badan Pengurus Ikatannya masih belum jelas, namun mereka jalankan kegiatan ikatan itu dalam kebersamaan dan kekompakkan yang begitu kuat, mereka jalankan kegiatan bersama pula tanpa perintah hanya karena Rasa Memiliki akan Ikatan itu lebih besar.
Reporter : DIVISI PUBDEKSOK
0 comments:
Posting Komentar