(Foto Penulis) |
Ditulis oleh: Frans Pigai
IPMANAPADODESBY.COM-Perspektif persoalan pemindahan ibu kota baru menjadi sorotan utama bagi kalangan masyarakat diberbagai wilayah Indonesia, maka penulis sebagai intelektual mempunyai gagasan mengenai persoalan pemindahan ibu kota baru. Berikut alasan yang menjadi dasar pemindahan ibu kota baru dari Jakarta ke Kalimantan Tengah.
Pertama, kita membutuhkan ibu kota baru yang merupakan genuine karya anak bangsa sendiri, sementara Jakarta tetap memiliki posisi terhormat sebagai situs sejarah.
Kedua, di Jakarta menjadi wilayah sudah relatif maju dan berkembang, tapi dilihat dengan perspektif perkembangan yang ada, Jakarta menjadi wilayah yang sangking padat dan menjadi daerah yang dampak dari berbagai persoalan kehidupan rakyat. Kita bisa menulis berlembar-lembar soal masalah di Jakarta, seperti kemacetan lalulintas tiada henti, penduduk yang berlebih, kesenjangan sosial kaya-miskin, soal ketersediaan air bersih, banjir rutin, dan seterusnya.
Maka, pemindahan ibu kota baru ke Kalimantan Tengah, dalam rangka mempercepat proses pembangunan masyarakat dari berbagai perspektif persoalan kesejahteraan ekonomi rakyat mulai melemah, air bersih, kesenjangan sosial kaya dan miskin, penduduk yang berlebihan, untuk dan masalah sosial lainnya.
Ketiga, ibu kota de facto ibu kota baru adalah Jakarta yang berada di pusat Jakarta. Berdasarkan pertimbangan analisis dampak lingkungan, Jakarta memiliki banjir rutin. Pembuangan sampah ke sungai dan kali menyebabkan pendangkalan dan penutupan di muara sebagai pintu keluar air. Maka, Jakarta akan selalu mengalami bencana banjir. Sehingga ibu kota harus dipindahkan di Kalimantan Tengah.
Keempat, secara geografis, wilayah Kalimantan Tengah berada di tengah wilayah Negara Indonesia. Sehingga sangat mudah dijangkau dari semua penjuru, baik dari wilayah Barat, wilayah Tengah, dan wilayah Timur. Jadi, letaknya strategis.
Wacana pemindahan ibu kota baru tersebut kembali digulirkan oleh Presiden Jokowi baru-baru ini. Pemindahan ibu kota bukanlah sesuatu fenomena baru, banyak negara telah melakukannya, seperti Jerman, Brasil dan beberapa negara lainnya. Ibu kota baru dipindahkan dari Jakarta ke Kalimantan Tengah.
Penulis sebagai Intelektuan mendukung wacana pemindahan ibu kota Jakarta dari ke Kalimantan Tengah. Namun, menurut Penulis, pemindahan ibu kota baru tersebut mesti mendapat persetujuan dari berbagai kalangan.
Pemindahan ibu kota kabupaten itu pada prinsipnya kami intelektual mendukung. Tetapi ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan. Antara lain, harus ada persetujuan dari masyarakat Kalimantan Tengah sebagai pemilik hak ulayat tanah, seluruh ASN di lingkungan Pemprov, Pemkab Kalimantan Tengah setuju dan harus ada kajian hukum dan akademik tentang untung dan ruginya pemindahan ibu kota baru.
Ibu kota yang baru adalah harapan. Selain prima dalam mendukung administrasi pemerintahan, ibu kota juga merupakan etalase negeri. Kita berharap, keberadaan ibu kota baru juga meningkatkan martabat kita sebagai bangsa.Ada hikmah yang bisa kita dapatkan, bila ibu kota baru benar-benar terwujud kelak, mengingat Jakarta hari ini sudah demikian sesak dan masalahnya sudah begitu menumpuk.
Memindahkan ibu kota berarti akan mengubah arah perkembangan skala nasional. Oleh karena itu, sema aspek perlu dikaji secara detail baik aspek biaya, infrastruktur, ekonomi, geopolitik, termasuk dampak lingkungan. Hal ini agar lokasi memang benar layak untuk pembangunan dan menampung aktivitas ibu kota dalam jangka penjang. Selain itu perlu perencanaan strategi yang matang agar dampak ibu kota baru dapat memberikan manfaat dalam lingkup luas, tidak hanya sekedar pindah lokasi.
Penulis sampaikan adalah soal fakta historis Jakarta. Bahwa Jakarta juga menyimpan kisah pahit, yakni saat kota ini dijadikan pusat pemerintahan kolonial Belanda. Di balik gemerlapnya sebagai kota (Batavia), dari kota ini pula pemerintah kolonial mengatur eksploitasi tanah jajahan secara masif, sistematis dan teroganisir.
Benar, kita membutuhkan ibu kota baru yang merupakan genuine karya anak bangsa sendiri, sementara Jakarta tetap memiliki posisi terhormat sebagai situs sejarah. Bahwa dari Jakarta pula, dimulai pergerakan nasional melawan kolonial, hingga mencapai puncaknya saat teks Proklamasi dibacakan oleh Soekarno dan Hatta.
0 comments:
Posting Komentar